Gubuk Fakta |
10 Tips Agar Keluarga Harmonis. Saya gak percaya kalau
ada pasangan suami istri mengaku belum pernah terlibat cekcok rumah tangga. Tak peduli kondisi ekonomi mereka mapan, pasangan mereka cantik/tampan, mempesona hatinya, baik, ndak macam-macam kelakuannya, dsb. Udah
cape rasanya ribut melulu, harus bagaimana lagi?
Ada satu kiat dari ibu menurut saya agak unik! Konon, bapak setiap kali berantem (marahan) sama ibu seringkali mengingatkan ibu jangan sekali-kali ngajak bapak cerai dikala kondisi ekonomi bapak belum mapan.
Alhasil, setiap kali bapak mengalami banyak kemajuan dalam setiap usahanya, permintaan ibu untuk bercerai pun jadi lupa, hehe.
Oya, judul posting ini mungkin terlalu idealis mengambil istilah "bahagia." Sebenarnya menurut saya, tidaklah harus panjang lebar "bertele-tele" membuat tips/kiat
agar rumah tangga awet, harmonis & bahagia.
Kadang hanya meyakini
dua prinsip sederhana: dengarkan bisikan kata hati (ia adalah jodoh terakhir saya), rasa
saling mempercayai satu sama lain itupun sudah cukup. Jika dirasa masih kurang "greget" atau perlu beberapa referensi tambahan mendasar, berikut tips and kiat-kiatnya:
1. Jujur, terbuka, jangan disimpan
Aduh, anak SD aja pasti tau dong kalau mau jadi pengusaha ntu harus jujur, hhe. Kejujuran bukan sebatas menggantung di lidah, mampukah kita wujudkan setiap saat indahnya makna dari kejujuran?
Mungkin sebagian pasangan menganggap "masa
bodo" apa yg sudah atw sedang terjadi. Namun, saya yakin sebagian besar pasangan ingin mengetahui banyak apa yg sebenarnya terjadi. So, belajarlah untuk selalu jujur, terbuka, jangan PMT (Pendam, Malu, Takut), juga harus siap terima resiko pahit-manisnya buah kejujuran.
2. Wajib saling percaya
Umumnya, rasa saling percaya hilang disebabkan oleh salah satu karakter negatif pasangan suka menyembunyikan sesuatu, suka berbohong, bahkan pernah memergoki pasangan berbuat ndak wajar:
sms-an, teleponan dengan lawan jenis, kongkow ala anak ABG, balas inbox Facebook/Twitter lawan jenis, dsb.
So, buktikanlah setiap saat kalian mampu bersikap sewajarnya, apa adanya dan ndak di buat-buat. Ingat, serapat-rapatnya ikan disimpan ditempat paling tersembunyi sekalipun, bau amisnya bakalan tercium.
3. Bukan karena cinta, tapi lebih ke komitmen
Loh, kenapa bukan karena cinta semata? Alasannya sederhana kok, coba tanya kenapa kakek nenek kalian kelihatannya oke-oke saja rumah tangganya, ^_^. Padahal, sering kali dihantui rasa bosan. Nah, klu kalian bisa nebak jawabannya itulah sebuah
komitmen baja. Tanamkan sugesti positif kalian ketika membuat keputusan pertama kali menikah maka itulah keputusan tepat.
Yah, membuat keputusan sangatlah mudah, bahkan semudah membalikkan telapak tangan tentunya. Namun, menjaga sebuah komitmen untuk tetap
setia butuh perjuangan, pengorbanan, konsisten. Camkan selalu, melalui rintangan plus kesulitanlah justru pernikahan akan semakin dewasa terasah, sempurna and membawa kebahagiaan sejati.
4. Rencanakan masa depan: keuangan bersama
Berbicara mengenai perencanaan keuangan keluarga (suami-istri) sama halnya berbicara mengenai masa depan keluarga sendiri. Terlebih, buat pasangan baru menikah. Mereka bukan lagi hidup membujang, kondisi berbeda setelah berkeluarga memerlukan perencanaan keuangan melalui kesepakatan bersama.
Perencanaan keuangan keluarga diantaranya tabungan bersama, investasi (asuransi atau obligasi), pendapatan, pengeluaran maupun kemungkinan dalam kondisi terdesak mengenai peminjaman uang produktif (non konsumtif) perlu dipertimbangkan bersama pula.
Misalnya, salah satu pasangan memutuskan membuka usaha kecil-kecilan maka penentuan bidang usaha, penentuan lokasi, manajamen keuangan, pengangkatan karyawan, dsb. harus pula disepakati berdua.
5. Hindari hal yang tidak disukai pasangan
Jika kalian sudah belajar bersikap saling terbuka & jujur pastinya kalian akan mengetahui, memahami apa-apa hal tidak disukai pasangan. Misalnya, boleh jadi kalian mengawali pernikahan atau kenal dgn pasangan diawali melalui sesuatu kurang baik, namun belakangan salah satu pasangan kalian berubah total menjadi agak religi.
So otomatis ia menginginkan pasangannya (minimal) tanpa melanggar aturan-aturan agamanya. Apalagi, istri di rumah mampu menghidupkan suasana rumahnya sebagai sarana mengingat Tuhan. Kalau perlu bentuk undang-undang (peraturan) dalam rumah tangga secara tegas.
6. Sediakan waktu luang bersama
Jika kalian termasuk pasangan sibuk, cobalah menyediakan waktu luang setiap saat berdua. Waktu luang ini dapat digunakan pergi ke suatu tempat kalian suka, melakukan hobi, melakukan aktivitas secara bersama.
Misalnya, beribadah bersama, ajak makan di luar rumah, eksperimen buat menu masakan baru berdua di rumah, mandi bareng, dsb. Intinya lewat waktu luang, kalian dapat lebih memahami pasangan masing-masing, kalau sudah saling memahami kalian akan terhindar kemungkinan buruk perceraian terjadi.
7. Berbagi tugas: pekerjaan, pengurusan anak.
Umumnya, suami berada diluar rumah mencari nafkah rejeki buat mencukupi kebutuhan anak-istri. Sebaliknya, istri diutamakan bisa mengurusi hal-hal rumah tangga termasuk pengurusan anak-anak mereka.
Kadang istri tipe manja & posesif, apalagi pasangan baru nikah condong memilih menghindar mengurusi anak sendirian di rumah. Alasannya, mending cari pembantu atau saudara saja yang ngurusi anak, sehingga ia "istri" dapat mengontrol sekaligus suami diluar (bekerja, usaha) maupun anak di rumah.
Diperlukan ketegasan and komunikasi intens pasangan agar dapat bertindak saling kooperatif. Idealnya, masalah di dalam rumah adalah istri ahlinya-ratunya, jika istri dirasa sulit mengurusi anak, ia bisa bertanya ke ibu maupun salah satu kerabat mereka. Begitupun permasalahan di luar mencari nafkah adalah suami ahlinya-rajanya. Serahkan dan percayakanlah segala sesuatu pada ahlinya, ^_^.
8. Dengarkan keluhan pasangan
Sebenarnya, menyediakan waktu luang bersama serta sikap jujur, terbuka diharapkan terselip waktu buat berbagi, juga mendengarkan keluhan masing-masing pasangan. Namun, seringkali ada sesuatu unek-unek mendadak, unek-unek belum sempat terselesaikan tuntas harus segera disampaikan kembali.
Cari kembali waktu tepat seperti dikala mau tidur setelah anak tertidur. Jika pasangan dirasa lelah seharian bekerja cari waktu di pagi hari, sempatkanlah waktu minimal 10 menit - 30 menit mengutarakannya.
9. Bicarakan seks
Seks bersama pasangan suami-istri seringkali ampuh mengatasi masalah tanpa masalah, hhe. Maksudnya, tanpa disadari sepelik apapun permasalahan rumah tangga ternyata mampu diatasi hanya dgn hubungan intim yg sensasional.
Membicarakan seks terkadang menjadi hal sangat kurang nyaman bagi beberapa pasangan, bahkan bagi pasangan sudah menikah bertahun-tahun sekalipun. Padahal, bagi suami seks membuatnya merasa sangat nyaman, tenang plus lebih bahagia.
Menjadi istri harus tampil percaya diri. Suami sangat suka melakukan seks dengan istri yang mungkin tidak sempurna namun percaya diri bahwa dirinya adalah sosok paling cantik. Yup, bagi istri masalah ini dianggap sepele, mereka agak mementingkan komunikasi intim pasangan.
Lain halnya bagi suami bila kurang terpenuhi ia akan mudah marah, merasa kurang dicintai, kurang dipercaya, dsb. So, biasakanlah selalu bicarakan seks setiap saat, jangan hanya setiap kali ada masalah, hhe. Yah, lebih baik terlambat daripada tidak melakukan seks sama sekali, betul, ^_^.
10. Qanaah plus bersyukur
Qanaah artinya sikap rela menerima & merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dr rasa ketidakpuasan perasaan akan kekurangan. Sesungguhnya hanya mereka yg memiliki iman mampu bersikap merasa "beruntung" memiliki pasangannya. Ndak ada jaminan satupun bahwa harta (materi) dapat menjaga keutuhan rumah tangga mereka.
Materi masih bisa dicari tapi mempertahankan komitmen cinta sejati butuh tekad perjuangan serta pengorbanan sangat kuat kedua belah pihak. Contoh, artis, pejabat bahkan tetangga kita kelihatannnya hidupnya berkecukupan (minimal mobil & rumah punya), tapi rumah tangganya malah berantakan juga.
Sebaliknya, mereka biasa-biasa saja materinya tapi mampu mempertahankan rumah tangganya bak kisah cinta
ala Romeo and Juliet. Godaan terbesar memang ada di benak para istri merasa belum tercukupi. Alangkah indahnya bila istri bisa mendorong suami supaya bekerja giat lagi & cerdas tentunya demi mencari sesuap "berlian."
Saya jadi teringat cerita nyata dari China (lupa lagi sumbernya), dimana kekuatan cinta sejati, qanaah (berasa beruntung), bersyukur plus komitmen "baja" mampu menguatkan rumah tangganya sampai akhir hayat hidup. Padahal, pernikahan mereka gak pernah mendapatkan restu kedua orang tua, sehingga ia berdua rela sampai mati hidup di gunung beranak pinak hingga hembusan napas terakhir.
Kesimpulan
Adakalanya diantara kalian mengalami pisah ranjang kemudian cerai (talak satu, dua) itu wajar. Jangan terlampau sedih, kecewa apalagi sampai minta bantuan
paratidaknormal, ^_^.
Yakinkan dalam diri, hanya Tuhanlah penolongku. Jika kalian pandai menjaga (memperbaiki) diri baik; kemungkinan besar untuk kembali ke pasangan semula atau mendapatkan jodoh terbaik mudah. Intinya, kualitas diri kalian sendiri amatlah menentukan.