Di media sosial tersebar beberapa foto yang menunjukkan demikian. Wakil Rektor ITN Malang, I Wayan Mundra mengamini aksi tersebut. Namun, ia menilai ada pihak lain yang lebih mengetahui duduk perkaranya.
“Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan yang mengarah seksual saat OSPEK berlangsung. Tapi, yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu,” terangnya.
Dikutip dari Kompas, pihak kampus sudah berikan sanksi pada puluhan mahasiswa yang jadi panitia OSPEK. Sanksinya, kata dia, beragam, ada yang dikeluarkan, ada pula yang harus mengulang mata kuliah lagi.
Kasus di atas terjadi pada saat pihak kampus ITN Malang menggelar Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) yang diadakan pada 13 Oktober 2013 lalu. Menurut keterangan Mustaqim mahasiswa asal Mataram, kini dari pihak mahasiswa telah mengumpulkan delapan saksi sebagai bagian dari proses tindak lanjut.
“Kita dua malam mendatangkan delapan saksi, yang dari jurusan Planologi angkatan 2013. Dari pengakuan delapan saksi itu, mahasiswa memang menerima perlakuan tidak manusiawi,” jelasnya.
Ia menambahkan, mahasiswa baru laki-laki disuruh berhubungan laiknya suami istri dengan mahasiswi baru. Yang tidak manusiawi, katanya, peserta OSPEK diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral.